Jumat, 22 Juni 2012

Poligami...?



Juga janganlah ia mempunyai banyak isteri, supaya hatinya jangan menyimpang;  (Ulangan 17:17a)
Praktek poligami dikenal di kehidupan bangsa Israel kuno, hal ini bica dibaca di Hukum Poligami dan Praktek Poligami di dalam Alkitab, namun tidaklah disetujui oleh Firman Elohim, amanat Allah pada kitab Taurat Musa yang kelima di atas jelas berkata banyak isteri dapat menyimpangkan hati suami.
Alkitab mencatat efek-efek buruk atas kehidupan berpoligami, efek buruk ini menimpa baik pada pria pelaku poligami dan juga keluarga besarnya bahkan melanda masyarakat yang berhubungan dengannya.
Pria pertama yang melakukan praktek poligami adalah Lamekh, generasi kelima dari Kain, dan Kain ialah anak pertama Adam dan Hawa. Alkitab mencatat bahwa Kain adalah pria yang tidak bertanggung jawab, sombong dan pembunuh adik kandungnya sendiri. Kain tidak memiliki hati pertobatan di dalam hidupnya sekalipun telah dikutuki oleh Allah.
Ketika korbanya tidak diterima oleh Allah, langkah yang ia ambil adalah membunuh adiknya, bukannya intropeksi/ memeriksa diri sendiri tapi meluaskan roh iri hati dan kesombongan di dalam hidupnya. (Kejadian 4:3-8)
Ketika Allah bertanya kepada Kain tentang adiknya Habel, Kain bukannya menyesali tindakan yang penuh dosa ini (iri hati dan membunuh adalah 2 dari 10 Perintah Allah), ia malah menyawab dengan kasar kepada Pencipta-Nya: “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?” (4:9). Ia dikutuk menjadi petani pengembara yang tidak beruntung (4:14).
Lamekh mengambil isteri dua orang; yang satu namanya Ada, yang lain Zila. (Kejadian 4:19)
Kejahatan dan sikap buruk Kain terbawa kepada Lamekh. Pada suatu hari Lamekh pulang kerumahnya dan menyatakan kesombongannya hatinya didepan kedua istrinya: Berkatalah Lamekh kepada kedua isterinya itu: “Ada dan Zila, dengarkanlah suaraku: hai isteri-isteri Lamekh, pasanglah telingamu kepada perkataanku ini: Aku telah membunuh seorang laki-laki karena ia melukai aku, membunuh seorang muda karena ia memukul aku sampai bengkak; sebab jika Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat, maka Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat.” (Kej 4:23-24)
Pada Kejadian pasal enam, firman Allah tertulis, “Ketika dilihat Allah, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah Allah, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. (6:5-6). Pasal ketujuh tertulis, semua mahluk yang hidup terpaksa dimusnahkan oleh air bah, hanya keluarga Nuh yang tersisah, delapan orang.
Abraham, Sarah dan Hagar
Singkat cerita, manusia kembali bertambah banyak melalui ketiga anak-anak Nuh. Dan kejahatan kembali menguasai hati manusia. Elohim menyisihkan Abram – yang di kemudian hari Ia rubah namanya menjadi Abraham (Bapa Orang Percaya), sama sebagaimana Ia telah menyisihkan Nuh untuk maksud-Nya yang kudus dan mulia (Kejadian pasal 12).
Kitab Yesaya 5:12, berkata bahwa Abraham sendirian ketika ia dipanggil Elohim untuk rencana-Nya yang besar, dan kemudian Elohim memberikan kepadanya seorang istri, Sarah. Namun Sarah yang tidak mengerti rencana Elohim dan arti kata “satu tubuh” (Kejadian 2:24-25 dan Matius 19:4-5), ia dengan hikmat duniawinya sendiri mencoba menolong Elohim Yang Mahakuasa memberikan budak Mesirnya, Hagar, menjadi “satu tubuh” dengan suaminya Abram. Apa yang terjadi dari hasil pekerjaan penyetekan Sarah ini? Tentu Anda telah tahu. Kekacauan! Sebab ”satu tubuh” dengan ”benda asing di dalam sebuah tubuh” adalah dua hal yang berbeda!
”Satu tubuh” yang benar ialah seperti tangan atau kaki Anda sendiri yang melekat pada badan Anda, itu menyenangkan dan bermanfaat, itulah pekerjaan Allah. Sedangkan ”benda asing di dalam sebuah tubuh” adalah seperti tangan atau kaki seekor binatang yang dicangkokkan pada tubuh Anda, ini tidak menyenangkan dan membawa masalah pada tubuh Anda, inilah pekerjaan manusia.
Ingat bahwa Allah tidak memberikan kepada Adam seekor binatangpun ketika Ia melihat Adam tidak memiliki teman yang sepadan, Ia menciptakan Hawa.
Baru saja Hagar mengetahui bahwa ia hamil (mengandung benih Abraham) ia telah memberontak kepada Sarah. Pemberontakan ”benda asing” ini bukan saja membuat Sarah susah dan cemburu, tapi juga menghasilkan kekacauan pernikahan Abraham dan Sarah.
Lebih parah dari kedua masalah intern diantara ketiga orang ini ialah – apa yang Dunia alami sekarang:
Daud dan Batsyeba (istri dari Uria, tentara Daud) dan putranya Absalom
Alkitab mencatat bahwa dosa Daud yang paling besar adalah ia menginginkan istri orang lain. Ia tidak puas dengan dua istri yang ia telah miliki (1Sam 30:5), akibatnya ia terjerumus di dalam rencana pembunuhan atas tentaranya sendiri yang sangat setia kepadanya (2 Samuel 11).
Menginginkan dan memiliki istri orang lain, seperti yang Daud lakukan ini, adalah perkara besar di mata Allah: Beginilah firman Allah, Elohim Israel:… Mengapa engkau menghina Allah dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? …Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu. (2Sam 12:9-10)
Parahnya praktek poligami Anda bisa gambarkan sebagai berikut: Daud adalah ahli strategi perang dan raja terbesar di Israel, daerah kekuasaannya sampai Syria dan sebagian Yordan (2 Samuel 5 dan 8).
Efek buruk praktek poligami Daud membuat rumah tangga sendiri porak poranda, Alkitab mencatat bahwa anak-anak Daud dari istri-istrinya ribut yang mengakibatkan banyak putra Daud mati ditangan orang-orangnya Absalom, putranya Daud dari anak perempuan raja Gesur (Syria) yang ditaklukannya (2Samuel 13). Raja Daud tidak menyangka bahwa anaknya sendiri, Absalom, adalah musuh dalam selimut, berencana membunuhnya dan merencanakan dirinya sendiri raja atas Israel. (pasal 15 dan 17).
Salomo dan para istrinya.
Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada Allah. Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada elohim (gods/ ilah-ilah) lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada Allah, Elohimnya, seperti Daud, ayahnya. Demikianlah Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon, dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata Allah, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti Allah, seperti Daud, ayahnya. (1Ki 11:3-6)
Betapa buruknya praktek poligami bisa dilihat disini, Alkitab berkata tentang kebijaksanaan Salomo sebagai berikut: Dan Elohim memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut, sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi segala hikmat orang Mesir. (1Raja 4:29-30). Efek buruk praktek poligami dapat membuat pria yang sangat bijaksana bisa menjadi orang bodoh: menyembah benda mati alias berhala!
Buah dari Poligami  adalah hilangnya keharmonisan pada pasangan suami-istri pertama. Kecembuan dan persaingan yang tidak sehat akan terjadi di antara istri-istri yang dipoligami, dan menjalar kepada anak-anak mereka. Alkitab di Perjanjian Lama membuktikan itu.

BAHKAN.....

YESUS MELURUSKAN POLIGAMI DAN KAWIN-CERAI


Yesus meluruskan pandangan tentang poligami dan tidak membiarkan orang-per-orang mengikuti nafsu-diri dan tegar-tengkuknya untuk mencari-cari celah berpoligami.

Sampai sekarangpun, manusia tidak berhenti berdalih bahwa poligami itu adalah bagian dari perbuatan mulia, sejajar dengan menolong, "mensedekah-kan" dirinya kepada perempuan yang belum mandiri atau para janda, atau menyeimbangkan statistik porsi wanita yang jumlahnya lebih banya ketimbang jumlah pria, dst…

Pendalihan bahkan belanjut dengan membawa keabsahan sejumlah nama-nama nabi-nabi dan raja yang berpoligami yang dicatat dalam Alkitab. Padahal poligami nabi-nabi dan praktek menceraikan istri dimasa lalu tidaklah berarti bahwa Allah pernah melegalkan hal tersebut. Tak ada sepotongpun Firman dan izin Allah untuk itu. Yesus meluruskannya dan menuding asal-usul kesalahan ini sebagai akibat dari ketegaran hati manusia yang cenderung memaksakan perceraian dan poligami :


* Matius 19:4-8
19:4 Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?
19:5 Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
19:6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
19:7 Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?"
19:8 Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.


Terbukti sampai kinipun orang-orang tetap sama memaksakannya dengan pelbagai dalil.

Yesus memperingatkan agar manusia kembali kepada fitrahnya, yaitu bahwa sejak semula Allah men-design institusi perkawinan dengan mempersatukan satu orang laki-laki kepada satu orang perempuan :


* Matius 19:4-6
19:4 Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?
19:5 Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
19:6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."


Begitu seriusnya persatuan dan kesatuan suami istri itu terlihat ketika Yesus mencela kasus peceraian (yang terjadi bukan karena zinah) yang sekalipun sudah terlanjur cerai, namun statusnya masih dianggapNya tetap terikat dalam kesatuan perkawinan.


STATUS-QUO ini dicerminkan lewat ayat-ayat sbb :

"Setiap orang yang menceraikan istrinya, maka ia hidup dalam perzinahan terhadap istrinya itu. Dan siapapun yang kawin dengan perempuan itu, ia berbuat zinah!" (lihat Matius 1-9; Markus 10:1-12).

Oleh sebab itu dari sejak semula, dan sampai sekarang, Allah tetap melarang umat-Nya berpoligami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar